Lokasi peristiwa menyedihkan ini menjadi lokasi selfie warga
Kejahatan jalanan berupa perampokan juga sudah menjadi kejadian sehari-hari yang mengancam warga di sekitar tempat tinggal Yuyun. Khususnya, di Jalan Lintas Curup-Lubuklinggau. Jalan tersebut merupakan akses utama menuju ke desa tempat tinggal Yuyun. Jawa Pos menyusuri jalan menuju rumah Yuyun itu. Di jalan sepanjang sekitar 50 km tersebut, memang terlihat sangat sepi. Terkadang, ada bagian jalan yang sama sekali tidak terdapat rumah penduduk. Hanya kebun sawit dan karet di sekitarnya. Keramaian hanya ada di beberapa titik yang dekat dengan pemukiman. Hampir tidak terlihat adanya lampu penerangan jalan umum. Ada dua lokasi yang paling rawan, yakni Jembatan Gardu dan jembatan dua. Kedua lokasi itu berkelok dan jauh dari rumah penduduk. ”Dua titik ini memang biasanya terjadi perampokan, mereka menghentikan kendaraan, baik sepeda motor atau mobil,” tutur warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Saking mengerikannya jalan tersebut, warga enggan untuk melewati jalan tersebut sendirian. Bahkan, untuk melewati jalan itu, perhitungan waktu juga harus dipertimbangkan. ”Kalau mau melintas, lebih baik jangan malam hari. Siang hari saja sering ada perampokan,” paparnya. Sekitar tiga kilometer ke rumah Yuyun, di Jalan Desa Kasie Kasubun memang lebih padat penduduk. Lebar jalan sekitar empat meter, mobil sulit untuk berpapasan di jalan tersebut. Sama seperti sebelumnya, tidak ada lampu penerangan jalan umum. Kondisi jalanan juga tampak rusak parah. Lebih dekat lagi ke rumah Yuyun, tampak ada area jalan yang begitu sepi. Hanya terdapat kebun karet yang begitu curam. Tiba-tiba, terlihat garis polisi warna kuning. Ternyata, lokasi sepi itu merupakan tempat ditemukannya jenasah Yuyun. Paman Yuyun, Darmin menuturkan bahwa memang jenasah Yuyun ditemukan di lokasi tersebut. ”Lokasi itu selama ini dikenal sebagai tempat mencari sinyal handphone. Kalau lebih ke atas lagi, sinyal handphone memang lemah. Karena itu pula, lokasi itu menjadi tempat nongkrongnya anak muda di sekitar sini,” paparnya.
Saking mengerikannya jalan tersebut, warga enggan untuk melewati jalan tersebut sendirian. Bahkan, untuk melewati jalan itu, perhitungan waktu juga harus dipertimbangkan. ”Kalau mau melintas, lebih baik jangan malam hari. Siang hari saja sering ada perampokan,” paparnya. Sekitar tiga kilometer ke rumah Yuyun, di Jalan Desa Kasie Kasubun memang lebih padat penduduk. Lebar jalan sekitar empat meter, mobil sulit untuk berpapasan di jalan tersebut. Sama seperti sebelumnya, tidak ada lampu penerangan jalan umum. Kondisi jalanan juga tampak rusak parah. Lebih dekat lagi ke rumah Yuyun, tampak ada area jalan yang begitu sepi. Hanya terdapat kebun karet yang begitu curam. Tiba-tiba, terlihat garis polisi warna kuning. Ternyata, lokasi sepi itu merupakan tempat ditemukannya jenasah Yuyun. Paman Yuyun, Darmin menuturkan bahwa memang jenasah Yuyun ditemukan di lokasi tersebut. ”Lokasi itu selama ini dikenal sebagai tempat mencari sinyal handphone. Kalau lebih ke atas lagi, sinyal handphone memang lemah. Karena itu pula, lokasi itu menjadi tempat nongkrongnya anak muda di sekitar sini,” paparnya.
Lokasi itupula kini menjadi objek selfie orang-orang yang penasaran dengan lokasi tempat diperkosanya anak smp 14 tahun bernama yuyun. ibu yuyun mengatakan "malahan disitu jadi tempat selfie (sambil berucap sedih). Hal ini menunjukkan kurangnya moral masyarakat terhadap kejadian yang sangat menyedihkan ini (idr)
0 Response to "PARAH.... LOKASI YUYUN DIPERKOSA MALAH MENJADI TEMPAT SELFIE"
Post a Comment