JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja atau Ahok mengaku, selama ini dia kurang peduli terhadap aturan ketika melakukan pembangunan asalkan pembangunan tersebut bukan untuk keuntungan pribadi, melainkan demi keuntungan Pemprov DKI dan warga Jakarta.
Dia juga menegaskan bahwa dirinya tidak suka dengan kajian-kajian. Dia lebih suka konsep yang bisa langsung diimplementasikan.
"Bagi saya, yang penting menguntungkan Pemprov dan warga DKI. Saya tidak peduli soal aturan-aturan," kata Ahok setelah mendengar hasil diskusi peserta lokakarya "Grand Design Green Building" di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (18/5/2016).
Berdasarkan undang-undang, katanya, dia memiliki diskresi untuk membuat peraturan jika ada peraturan lain yang menyebabkan kerugian.
"Ada diskresi ketika ada peraturan yang kosong, yang menyebabkan kebijakan tersendat, tidak jelas, dan kerugian, maka kepala daerah boleh membuat aturan. Sepanjang itu bukan untuk kepentingan pribadi dan menguntungkan rakyat," kata Ahok di hadapan peserta lokakarya itu.
Peserta lokakarya itu berasal dari berbagai stakeholder, seperti instansi pemerintahan, swasta, sampai akademisi dari perguruan tinggi. Setiap kelompok berdiskusi dan membuat kertas kerja mengenai kebijakan, peningkatan kapasitas, manajemen data, pemberdayaan masyarakat, pengawasan dan pengendalian, serta strategi komunikasi dan pengembangan jejaring.
Hasil dari lokakarya itu disampaikan langsung kepada Ahok pada sore ini. Ahok mengatakan, dia sudah membuang banyak kajian semacam itu.
"Jadi gini ya, di DKI itu lebih suka yang enggak banyak teori. Sudah dapat, kita langsung implementasi saja, seperti kita bangun tujuh tower di Rusun Daan Mogot. Jadi langsung ada contohnya dan modelnya," kata Ahok.
Penulis | : Jessi Carina |
Editor | : Egidius Patnistik |
0 Response to "Ahok: Saya Tak Peduli Aturan, yang Penting Menguntungkan Warga Jakarta"
Post a Comment